Minggu, 24 Nov 2024
Home
Search
Menu
Share
More
atsariyyah pada Aqidah
1 Agu 2024 08:57 - 5 menit reading

Mengimani Pertanyaan Malaikat, Nikmat dan Siksa Kubur

Salah satu syarat beriman kepada hari akhir adalah beriman kepada semua kejadian yang terjadi setelah kematian. Yaitu semua kejadian yang terjadi pada alam barzakh sampai terjadinya Hari Kiamat. Kejadian pada alam barzakh mencakup fitnah kubur, nikmat kubur bagi lulus darinya, dan siksa kubur bagi yang gagal darinya. Ketiga hal ini telah tersebut dalam nas-nas al-Quran dan hadis yang mencapai taraf mutawatir.

Adapun fitnah kubur, maka ia berupa pertanyaan kedua malaikat Munkar dan Nakir kepada mayit dalam kuburnya. Mungkar dan Nakir akan bertanya tentang Rabbnya, agamanya, dan Nabinya. Adapun orang yang beriman, maka Allah Ta’ala akan mengokohkannya dengan jawaban yang benar, sehingga ia akan berkata: Rabbku adalah Allah, agamaku Islam, dan Nabiku Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Adapun orang kafir dan musyrik maka Allah Ta’ala akan menyesatkan mereka sehingga mereka hanya bisa berkata: Saya tidak tahu, dan orang munafik serta yang ragu dengan agamanya akan berkata: Saya tidak tahu, saya mendengar orang lain bilang demikian maka akupun mengikutinya.
Inilah yang tersebut oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya:

يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخرة ويضل الله الظالمين ويفعل الله ما يشاء

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan dunia dan akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Ia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)
Dari al-Barra` bin Azib radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang ayat di atas:

نَزَلَتْ فِي عَذَابِ الْقَبْرِ فَيُقَالُ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ وَنَبِيِّي مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“(Ayat ini) turun berkenaan dengan adzab kubur. Ia ditanya, “Siapa Rabbmu?” Ia menjawab, “Rabbku Allah, Nabiku Muhammad shallallahu alaihi wasallam.” (HR. Muslim)
Dari Asma` bintu Abi Bakar radhiallahu anhuma bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ شَيْءٍ لَمْ أَكُنْ أُرِيتُهُ إِلَّا رَأَيْتُهُ فِي مَقَامِي حَتَّى الْجَنَّةُ وَالنَّارُ. فَأُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِي قُبُورِكُمْ مِثْلَ أَوْ قَرِيبَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ. يُقَالُ مَا عِلْمُكَ بِهَذَا الرَّجُلِ؟ فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ أَوْ الْمُوقِنُ فَيَقُولُ هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى فَأَجَبْنَا وَاتَّبَعْنَا هُوَ مُحَمَّدٌ ثَلَاثًا. فَيُقَالُ نَمْ صَالِحًا قَدْ عَلِمْنَا إِنْ كُنْتَ لَمُوقِنًا بِهِ. وَأَمَّا الْمُنَافِقُ أَوْ الْمُرْتَابُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ

“Tidak ada sesuatu yang belum aku lihat , kecuali aku sudah melihatnya dari tempatku ini hingga surga dan neraka. Allah mengabarkan kepadaku bahwa kalian akan terkena fitnah dalam kubur kalian seperti -atau hampir serupa dengan- fitnah Masih Dajjal. Malaikat akan bertanya kepada kalian, “Apa yang kamu ketahui tentang laki-laki ini?”

Adapun orang beriman atau orang yang yakin, maka ia akan menjawab: “Ia adalah Muhammad Rasulullah yang datang kepada kami dengan membawa penjelasan dan petunjuk. Maka kami sambut dan kami ikuti. Ia adalah Muhammad,” ia mengucapkannya tiga kali. Maka ada yang berkata kepadanya, Tidurlah dengan tenang, sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu adalah orang yang yakin.” Adapun orang Munafik atau orang yang ragu, maka ia menjawab, “Aku tidak tahu siapa, aku mendengar orang-orang membicarakan sesuatu maka akupun mengatakannya.” (HR. al-Bukhari)

Fitnah dan pertanyaan ini, semua makhluk akan mengalaminya kecuali beberapa makhluk yang Allah Ta’ala kecualikan seperti para nabi dan para syuhada`. dari Al Miqdam bin Ma’dikarib dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سِتُّ خِصَالٍ يَغْفِرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دُفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ وَيُرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنْ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ وَيُحَلَّى حُلَّةَ الْإِيمَانِ وَيُزَوَّجُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ إِنْسَانًا مِنْ أَقَارِبِهِ

“Orang yang mati syahid mendapatkan enam hal dari Allah: Terampuni dosa-dosanya sejak pertama kali darahnya mengalir, ia akan melihat kedudukannya dalam surga, selamat dari siksa kubur, bebas dari ketakutan yang besar, berhias dengan perhiasan iman, menikah dengan bidadari, dan dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang kerabatnya.” (HR. At-Tirmizi dan Ibnu Majah)
Dari Salman Al-Farisi radhiallahu anhu ia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

رِبَاطُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَقِيَامِهِ وَإِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ وَأُجْرِيَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَأَمِنَ الْفَتَّانَ

“Ribath (berjaga-jaga di perbatasan) sehari semalam lebih baik daripada puasa dan shalat malam sebulan penuh. Jika ia meninggal ,maka amalannya senantiasa mengalir sebagaimana yang pernah ia amalkan, mengalir pula rizkinya dan terbebas dari fitnah.” (HR. Muslim)
Termasuk dalam katgori fitnah -sebagaimana yang telah lalu- adalah fitnah kubur.
Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiallahu anhuma berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ وُقِيَ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

“Barangsiapa meninggal pada hari jum’at atau malam jum’at maka akan terhindar dari fitnah kubur.” (HR. al-Tirmizi dan Ahmad dengan sanad yang sahih)
Dalam hadis yang shahih, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ قَتَلَهُ بَطْنُهُ فَلَنْ يُعَذَّبَ فِي قَبْرِهِ

“Barangsiapa yang meninggal karena sakit perut, maka ia tidak akan disiksa di dalam kuburnya.” (HR. al-Tirmizi dan Ahmad)
Adapun azab kubur, maka ia balasan bagi orang-orang yang zhalim dari kalangan orang-orang munafik dan orang-orang kafir. Juga bagi orang-orang fasik yang tidak menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir. Allah Ta’ala berfirman tentang Fir’aun dan para pengikutnya:

النار يعرضون عليها غدوا وعشيا ويوم تقوم الساعة أدخلوا آل فرعون أشد العذاب

“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.” (QS. Ghafir: 46)
Dari Zaid bin Tsabit radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda:

إِنَّ هَذِهِ الْأُمَّةَ تُبْتَلَى فِي قُبُورِهَا. فَلَوْلَا أَنْ لَا تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ الَّذِي أَسْمَعُ مِنْهُ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ فَقَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ فَقَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ قَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ قَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ

“Sesungguhnya ummat ini terkena fitnah dalam kuburnya. Andai kalian tidak saling menguburkan, niscaya aku akan berdoa kepada Allah agar memperdengarkan azab kubur kepada kalian seperti yang aku dengar.” Setelah itu beliau menghadapkan wajah ke arah kami lalu bersabda: “Berlindunglah kepada Allah dari azab neraka.” Mereka berkata: Kami berlindung kepada Allah dari azab neraka.” Beliau bersabda: “Berlindunglah kepada Allah dari azab kubur.” Mereka berkata: “Kami berlindung kepada Allah dari azab kubur.” Beliau bersabda: “Berlindunglah kepada Allah dari fitnah-fitnah yang nampak dan yang tersembunyi.” Mereka berkata: “Kami berlindung kepada Allah dari fitnah-fitnah yang nampak dan yang tersembunyi.” Beliau bersabda: “Berlindunglah kepada Allah dari fitnahnya Dajjal.” mereka berkata: Kami berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal.” (HR. Muslim)

Sementara nikmat kubur, maka ia khusus bagi kaum mukminin yang jujur dalam keimanannya. Dari Al-Barra` bin Azib radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda tentang mayit yang telah menjawab pertanyaan munkar dan nakir:

فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِي فَأَفْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا قَالَ وَيُفْتَحُ لَهُ فِيهَا مَدَّ بَصَرِهِ

“Kemudian ada suara dari langit yang menyeru, “Benarlah apa yang hamba-Ku katakan, hamparkanlah permadani untuknya dalam surga, bukakan baginya pintu-pintu surga, dan berikan kepadanya pakaian surga.” Beliau melanjutkan: “Kemudian datang kepadanya wewangian surga dan kuburnya menjadi luas sejauh mata memandang.” (HR. al-Tirmizi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Simak ceramah takziah terkait Perjalanan Setelah Kematian.