Allah Ta’ala berfirman:
فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّىَ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسْلِيمًا
“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa`: 65)
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ. وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالاً مُّبِينًا
“Dan tidaklah boleh bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh ia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukumi (mengadili) di antara mereka, ialah ucapan, “Kami mendengar dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An-Nur: 51)
Dan Allah Ta’ala berfirman:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya (Ar-Rasul) takut akan tertimpa suatu fitnah atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nur: 63)
Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan,” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang enggan?” Nabi menjawab, “Siapa yang taat kepadaku maka masuk surga dan siapa yang membangkang berarti ialah yang enggan.” (HR. Al-Bukhari no. 6737)
Penjelasan ringkas:
Ketaatan kepada Ar-Rasul -alaihishshalatu wassalam-, serta menerima sepenuhnya semua hukum beliau, adalah kaidah kedua dari dua kaidah utama dalam agama Islam, setelah tauhid kepada Allah Ta’ala.
Karenanya tidak beriman seorang muslim yang tidak menaati Ar-Rasul -alaihishshalatu wassalam-, atau tidak menjadikan beliau sebagai hakim pemutus urusannya, atau menjadikan beliau sebagai hakim tapi tidak menerima dengan sepenuh hati keputusan beliau, atau mencari jalan lain dan dalih agar tidak menjalankan perintah beliau, atau mendahulukan ucapan selain beliau daripada ucapan beliau, atau tidak membenarkan ucapan beliau, atau tidak mengikut petunjuk beliau dala beribadah, dan seterusnya dari perkara-perkara yang bertentangan dengan ketaatan kepada Ar-Rasul -alaihishshalatu wassalam-. Barangsiapa yang melakukan salah satu dari semua perkara di atas maka ia adalah orang yang merugi lagi telah tersesat dengan kesesatan yang jauh.
Karenanya, menaati Ar-Rasul -alaihishshalatu wassalam- merupakan merupakan satu-satunya jalan untuk masuk ke dalam surga dan satu-satunya jalan yang bisa menyelematkan seseorang dari fitnah penyimpangan dan kesyirikan, serta siksaan yang pedih pada Hari Kiamat kelak.