Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa Allah Ta’ala berfirman dalam hadits Qudsi:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ, فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ. الصِّيَامُ جُنَّةٌ
“Semua amalan anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, karena dia itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai.” (HR. Al-Bukhari no. 1904 dan Muslim no. 1151)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala maka akan diampuni seluruh dosanya yang telah berlalu.” (HR. Al-Bukhari no. 1900 dan Muslim no. 760)
Penjelasan ringkas:
📚 Penjelasan Hadis Pertama:
🔹 1. “إِلَّا الصِّيَامَ، فَإِنَّهُ لِي” (Kecuali puasa, karena ia milik-Ku)
Menurut para ulama seperti Imam Nawawi dan Ibn Hajar al-Asqalani, bagian ini menunjukkan keistimewaan luar biasa dari ibadah puasa. Semua amal ibadah bisa tampak secara lahiriah, namun puasa adalah ibadah batiniah yang sulit dilihat manusia. Ia murni antara seorang hamba dan Rabb-nya.
📌 Ibn Hajar dalam Fath al-Bari menjelaskan:
“Puasa lebih tersembunyi dari amal-amal lainnya, karena ia tidak tampak pada lisan maupun gerakan tubuh. Maka Allah menyandarkannya kepada Diri-Nya untuk menunjukkan keutamaan dan keikhlasan orang yang berpuasa.”
🔹 2. “وَأَنَا أَجْزِي بِهِ” (Dan Aku sendiri yang akan membalasnya)
Allah menyebutkan balasan puasa tidak disebutkan secara spesifik, karena balasannya adalah tanpa batas. Dalam banyak riwayat disebutkan, bahwa puasa bisa menjadi penyelamat dari api neraka, dan puasa bahkan akan memberi syafaat di hari kiamat.
🔹 3. “الصِّيَامُ جُنَّةٌ” (Puasa adalah perisai)
Makna junnah (perisai) adalah pelindung dari api neraka, dosa, dan syahwat. Seperti disebutkan dalam riwayat lain:
“Puasa adalah perisai sebagaimana perisai dalam peperangan.” (HR. Ahmad)
📚 Penjelasan Hadis kedua:
🔹 1. “إِيمَانًا” (dengan iman)
Maksudnya adalah berpuasa dengan keyakinan penuh bahwa itu adalah perintah Allah dan bentuk ketaatan, bukan karena ikut-ikutan atau budaya semata.
🔹 2. “وَاحْتِسَابًا” (mengharap pahala)
Yakni, mengharap ganjaran murni dari Allah, tanpa mengeluh, tidak ingin dilihat manusia, dan sabar dalam menjalaninya.
📌 Imam al-Qurtubi menjelaskan:
“Orang yang berpuasa dengan ikhlas dan penuh harap akan mendapatkan pahala, dan Allah akan menghapuskan dosa-dosa masa lalunya, selama dosa itu bukan dosa besar (yang memerlukan taubat khusus).”
🔹 3. “غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ” (akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu)
Para ulama menjelaskan bahwa ini mencakup dosa-dosa kecil, sedangkan dosa besar butuh taubat nasuha secara khusus.
Nilai spiritual puasa sangat tinggi, karena mengajarkan ikhlas, sabar, dan takwa.
Puasa adalah amalan eksklusif, sangat pribadi, dan langsung Allah yang membalasnya.
Dosa-dosa masa lalu diampuni, jika puasa dijalankan dengan iman dan harapan.
Puasa adalah pelindung, baik dari api neraka maupun dari godaan duniawi.