Rabu, 23 Okt 2024
Home
Search
Menu
Share
More
atsariyyah pada Fiqh Salat Hadis
7 Jul 2024 02:27 - 4 menit reading

Bacaan-Bacaan pada Duduk Tasyahud dalam Salat

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dia berkata:
كُنَّا نَقُولُ فِي الصَّلَاةِ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ السَّلَامُ عَلَى فُلَانٍ. فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ: إِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلَامُ. فَإِذَا قَعَدَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ فَلْيَقُلْ: التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ. السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ. السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ. فَإِذَا قَالَهَا أَصَابَتْ كُلَّ عَبْدٍ لِلَّهِ صَالِحٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنْ الْمَسْأَلَةِ مَا شَاءَ
“Kami dahulu mengucapkan dalam salat di belakang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Semoga keselamatan atas Allah, semoga keselamatan atas fulan.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada kami pada suatu hari, “Sesungguhnya Allah Dialah As-Salam. Karenanya apabila salah seorang dari kalian duduk dalam shalatnya, maka ucapkanlah, “ATTAYHIYATU LILLAHI WASHSHALAWATU WATHTHAYIBAT. ASSALAMU ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAHI WABARAKATUH. ASSALAMU ALAINANAA WA ALA ‘IBADILLAHISH SHALIHIN (Segala penghormatan bagi Allah, shalawat dan juga kebaikan. Semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu wahai Nabi dan juga rahmat dan berkahnya. Semoga keselamatan terlimpahkan atas kami dan hamba Allah yang shalih). -Apabila dia mengucapkannya maka doa itu akan mengenai setiap hamba saleh di langit dan bumi-

ASYHADU ALLA ILAAHA ILLALLLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH (Saya bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah).” Kemudian dia memilih permintaan doa yang dia kehendaki.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Abu Daud, “Kami dahulu mengucapkan ketika kami duduk (tasyahud) di belakang Rasulullah.”

Dari Ka’ab bin Ujrah radhiallahu anhu dia berkata:
خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا قَدْ عَرَفْنَا كَيْفَ نُسَلِّمُ عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar melewati kami, maka kami berkata, “Sungguh kami telah mengetahui bagaimana mengucapkan salam kepada anda. Hanya saja bagaimana cara bershalawat kepada anda?” Beliau bersabda, “Kalian katakanlah: ALLOOHUMMA SHOLLI ‘ALAA MUHAMMAD WA’ALAA AALI MUHAMMAD, KAMAA SHOLLAITA ‘ALAA AALI IBROOHIIMA INNAKA HAMIIDUN MAJIID, ALLOOHUMMA BAARIK ‘ALAA MUHAMMADIN WA’ALAA AALI MUHAMMADIN KAMAA BAAROKTA ‘ALAA AALI IBROOHIIMA INNAKA HAMIIDUN MAJIID (Ya Allah, berilah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberi shalawat atas keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah, berilah berkah atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberi berkah kepada keluarga Ibrahim. Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia).” (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
“Jika salah seorang di antara kalian (duduk) tasyahud, maka hendaklah dia meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara. Yaitu dia berdoa: “ALLAHUMMA INNI A’UUDZUBIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAMA, WAMIN ‘ADZAABIL QABRI, WAMIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAATi, WAMIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAL (Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur, dan fitnah kehidupan dan kematian, serta keburukan fitnah Masih Dajjal).” (HR. Muslim)
Al-Hafizh berkata dalam Bulughul Maram no. 337, “Dalam sebuah riwayat Muslim, “Jika salah seorang dari kalian selesai dari tasyahud akhir.”

Penjelasan ringkas:
Berdasarkan semua hadis di atas, 4 bacaan bisa dibaca salah satunya pada duduk tasyahud, baik tasyahud awal maupun tasyahud akhir, yaitu:

  1. Tahiyat, yaitu dari kalimat ‘ATTAHIYATU’ sampai bacaan dua kalimat syahadat. Ada beberapa lafazh tahiyat yang tersebut dalam hadits sahih, salah satunya seperti yang tersebut dalam hadis Ibnu Mas’ud. Lihat lafazh lainnya dalam kitab Sifat Shalat Nabi karya al-Albani rahimahullah. Hukum membaca tahiyat awalini adalah sunnah muakkadah dalam salat, karena Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah meninggalkannya dan hanya diganti dengan sujud sahwi.
  2. Salawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam. Hukum membacanya adalah sunnah muakkadah pada tasyahud awal, dan rukun salat pada tasyahud akhir, berdasarkan perintah dalam hadits Ka’ab bin Ujrah di atas. Lafazhnya pun ada beberapa, silakan lihat yang lainnya dalam kitab Sifat Shalat Nabi karya al-Albani rahimahullah.
  3. Berdoa untuk berlindung dari 4 perkara yang tersebut dalam hadits Abu Hurairah di atas, dan hukum membacanya adalah sunnah.
  4. Setelah membaca ketiga bacaan di atas, maka sebelum salam ia disunnahkan berdoa dengan doa apa saja yang dia inginkan, dan ini berdasarkan hadits Ibnu Mas’ud. Hanya saja, lebih utama jika dia memilih doa yang telah diajarkan oleh Nabi alaihishshalatu wassalam. Silakan lihat doa-doa yang Nabi alaihishshalatu wassalam ajarkan dalam kitab Sifat Shalat Nabi karya Al-Albani rahimahullah.

Sebagai kelanjutan artikel Tata Cara dan Ragam Duduk Tasyahud dalam Salat sebelumnya, perbedaan keempat antara tasyahud awal dan tasyahud akhir adalah: Bacaan pada tasyahud awal adalah membaca tahiyat dan salawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasalllam, sementara bacaan pada tasyahud akhir adalah membaca tahiyat, shalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasalllam dan keluarga beliau.

Simak video penjelasan terkait Sunnah-Sunnah Muakkadah dalam Salat.